Tugas
Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan (
Penjaskes )
Tentang
Peraturan
Baris Berbaris
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1.
Latifah
Alwi ( Ketua )
2.
Nurul
Yulia
3.
Annisa
Syafitri
4.
Shafira
Addinia
5.
Mareta
Larasati
6.
Asifat
Asfa
7.
Asyura
Indah Pratiwi
8.
Revi
Mardhani Milnov
Dinas Pendidikan
Mtsn
Parak Lawas Padang
2011
1. Pengertian
Baris Berbaris
Baris berbaris
adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan
tertentu.
2. Maksud
dan tujuan
1)
Guna menumbuhkan sikap jasmani yang
tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
2)
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap
jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan
oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok
tersebut dengan sempurna.
3)
Yang dimaksud rasa persatuan adalah
adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
4)
Yang dimaksud rasa disiplin adalah
mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya
tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5)
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah
keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi
menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan
yang akan dapat merugikan.
3. Aba-aba adalah
suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin
untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
·
Macam aba-aba
Ada
tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba
petunjuk
Aba-aba
petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)
Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b)
Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2) Aba-aba
peringatan
Aba-aba
peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)
Lencang kanan – GERAK (bukan
lancang kanan)
b)
Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
3) Aba-aba
pelaksanaan
Aba-aba
pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a)
GERAK
GERAK:
adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan
ditempat - GERAK
-siap
-GERAK
-hadap
kanan - GERAK
-lencang
kanan - GERAK
b) JALAN
JALAN:
adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan
kanan/kiri - JALAN
-dua
langkah ke depan - JALAN
-satu
langkah ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba
peringatan –MAJU
Contoh:
-maju
- JALAN
-haluan
kanan/kiri - JALAN
-hadap
kanan/kiri maju - JALAN
-melintang
kanan/kiri maju – JALAN
Tentang
istilah: “maju” Pada
dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang sedang bergerak maju,
bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
·
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN
karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
·
Balik kanan maju/JALAN, karena dapat pula diberikan
aba-aba : balik kanan
henti-GERAK.
Tidak
dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba :
“henti” Pada dasarnya aba-aba peringatan henti
digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak
selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat
langkah ke depan –JALAN, buka barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari
maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c) MULAI
MULAI
: adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung
– MULAI
-tiga
bersaf kumpul – MULAI
Cara
memberi aba-aba :
a)
Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba
harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam
keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b)
Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk
si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah
ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh:
Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya
:
Pada waktu memberikan aba-aba menghadap
ke arah yang diberi hormat sambil
melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan,
maka
dalam keadaan sikap
sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan
aba-aba
tegak
: GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c) Pada
taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjalan,
pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
·
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan
dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat)
langkah untuk berlari.
d) Aba-aba
diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba
petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba
pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara
aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan
besar kecilnya pasukan.
h) Bila
pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh:
Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
4. Gerakan
Perorangan – Gerakan Dasar
· Sikap
sempurna. Aba-aba : Siap – GERAK
Aba-aba : Siap – GERAK.
Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua
tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha
dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada
dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan
rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak
terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus,
dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan,
benafas sewajarnya.
·
Istirahat. Aba-aba: Istirahat ditempat –
GERAK
Aba-aba istirahat
ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba
pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang
telapak kaki
(30cm)
2) Ke dua belah tangan
dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas
telapak tangan kiri,tangan
kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan di antara
ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak
Catatan:
a)
Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang
untuk memberikan
perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan
pemimpin/atasan dengan menggunakan kata
Perhatian
pasukan segera mengambil sikap
sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian
mengambil
sikap istirahat.
b)
Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna
tanpa didahului aba-aba
kemudian
kembali ke sikap istirahat di tempat.
c)
Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa
petunjuk-petunjuk
yang
diberikan akan dijalankan
·
Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk
bersaf). Aba-aba : Lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan
dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba
pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari
kanan/kiri
Menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang
berada di sebelah kana/kirinya, punggung
tangan menghadap ke
atas,bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah
tempat masing-masing
meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali
penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata,
ikut pula memalingkan
muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengah dan belakang mengambil antar ke depan 1
(satu) lengan kanan/kiri ditambah 2
(dua) kepalan tangan
dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba
tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke
depan dan berdiri dalam
sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan
aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang
meluruskan safnya,Pemimpin
pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari
sebelah kanan/kiri
pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan
keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan
diluruskan melalui
belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan
tidak
cukup. Dengan demikian
dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan
dilihat dari tumit.
·
Setengah lencang kanan/kiri. Aba-aba :
Setengah lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu
lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang)
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan
tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat
pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan
serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam
sikap sempurna.
·
Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar).
Aba-aba : Lencang depan – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap
sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat
tangan dengan jarak
satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2) Saf depan banjar
tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus
menurunkan tangan dan memalingkan
kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-
aba.
3) Banjar tengah/kiri
tanpa mengangkat tangan
·
Cara berhitung. Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada
aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan
mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba
pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil
memalingkan muka ke
depan.
3) Pengucapan nomor
secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada
aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5) Pada aba-aba
pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan
nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan
berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau
KURANG SATU/KURANG DUA.
5. Perubahan Arah (dalam
keadaan berhenti)
a)
Hadap kanan/kiri . Aba-aba
: Hadap kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaanya
:
1)
Kaki Kiri/Kanan Diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki
kanan/kiri berada di
ujung
kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2)
Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3)
Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b)
Hadap serong kanan/kiri.Aba-aba
: Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1)
Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2)
Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3)
Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c)
Balik kanan.Aba-aba
: Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya
:
1)
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki
kanan.
2)
Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3)
Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke
sikap sempurna
Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak
dirapatkan melainkan
dilangkahkan
0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d)
Cara berkumpul.Aba-aba
: 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul – MULAI
Pelaksanannya
:
1)
Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah
yang
diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot
sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang
ditunjuk (dalam
sikap
sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2)
Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3)
Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya
berlari dan berdiri
disamping
kiri penjuru serta meluruskan diri seperti
pada waktu lencang kanan.
4)
Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan
isyarat dengan
perkataan
LURUS, pada isyarat ini penjuru melihat
ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan
lengannya
dan kembali ke sikap sempurna.
e)
Cara latihan memberi hormat.Aba-aba
: Hormat – GERAK
Pelaksanaannya
(dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah
pelipis kanan, siku-
siku
15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke
bawah dan kiri ujung,
jari
tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2)
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tertuju kepada
yang
diberi hormat.
3) Jika tutup kepala
mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai
menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.
6. A.Bubar.Aba-aba : Bubar – JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian
aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah
melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam
hati, lalu
bubar.
B. Jalan di tempat.Aba-aba: Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya: Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki
kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-
rata,
ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan
tegak, pandangan
mata
tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
C. Dari jalan ke tempat berhenti..Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya: Pada aba-aba pelaksanaan dapat
dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan
diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
D. Membuka/menutup barisan..Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan
dan kiri, sedang
regu
tengah tetap di
tempat.
Catatan
:
Membuka
barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
E. Tutup barisan.Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya
: Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan
kiri membuat satu langkah kembali ke
samping
kanan dan kiri, sedang regu tengah
tetap ditempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar